Tulisan ini telah diupdate. Silahkan scroll ke bawah.
Kemarin sore (23/11), Risa Amrikasari mengkritik blogger peserta ASEAN Blogger Conference (ABC) Bali yang tidak melaporkan acara itu dalam postingan blog. Menurutnya, blogger yang sudah dibayari ke Bali punya tanggung jawab untuk posting blog mengenai ABC Bali.
Mungkin ia mengira semua blogger peserta ABC Bali bisa dibeli dengan tiket pesawat. Maaf, kami tidak seperti itu.
Sejak kapan ada aturan blogger bertanggung jawab posting mengenai acara yang mereka datangi? Walaupun para blogger peserta ABC Bali sudah dibayari ke Bali untuk ikut konferensi ini, mereka tidak memiliki tanggung jawab untuk menulisnya di blog masing-masing.
Tanggung jawab blogger adalah menulis yang ingin mereka tulis. Kalaupun ada blogger yang posting berbayar, pasti melalui kesepakatan tertulis. Itu baru yang disebut tanggung jawab blogger. Risa sepertinya tidak tahu akan hal ini dan terus-menerus menagih tanggung jawab blogger peserta ABC Bali. Padahal blogger tak memiliki tanggung jawab itu. Bahkan panitia pun tidak meminta itu.
Saya dan teman-teman blogger peserta ABC Bali disamakan dengan anggota DPR yang hanya ingin jalan-jalan ke luar negeri? Ini lucu sekali. Tambah lucu lagi, dia menagih tanggung jawab blogger, padahal dirinya sendiri jauh dari bertanggung jawab saat bekerja menjadi moderator di ABC Bali. Let me tell you the story.
Rabu, 16 November 2011, diselenggarakan ABC di Nusa Dua Bali. 100 blogger dari daerah dan negara-negara ASEAN diundang untuk mengikuti konferensi ini. Acara dimulai pukul 09.00 WITA dengan sesi pertama oleh Pak Haz Pohan. Namun moderator yang dijadwalkan untuk sesi itu—yang belakangan saya tahu namanya adalah Risa Amrikasari—tidak kunjung datang. Dari panitia, saya mengetahui Risa terlambat karena tidak memiliki ijin masuk kawasan Nusa Dua, tempat diadakannya ABC, yang saat itu juga menjadi kawasan KTT ASEAN. Akhirnya sesi Risa digantikan oleh Mbak Chic. Risa terlambat 2 jam.
Sementara itu, melalui akun Twitternya, Risa memaki-maki petugas keamanan di Nusa Bali yang tidak memperbolehkan dirinya memasuki kawasan itu. Bukankah justru itu yang benar? Nusa Dua sedang dihadiri petinggi dunia untuk KTT ASEAN sehingga sudah sewajibnya dijaga super ketat. Jika orang biasa seperti Risa, tanpa ijin begitu saja diperbolehkan petugas keamanan untuk memasuki kawasan itu, justru itu yang salah.
Kemarin malam, Risa terus menyebutkan di Twitter, bahwa ia terlambat akibat EO ABC yang kacau dalam mengurusi akses masuk orang-orang ke venue acara.
Beberapa jam setelah itu, salah satu panitia ABC, Mbak Wiwik, akhirnya menjelaskan keterlambatan Risa lewat akun Twitternya (@wiwikwae) kepada akun Twitter Risa (@RisaHart).
"Mbak Risa yang baik, saya perlu meluruskan soal keterlambatan Anda yang saya lihat makin absurd saja bahasannya. Dalam hal ini sayalah orang yang tahu kondisi sebenernya. Jatah Anda sebagai seorang moderator adalah sekitar jam 9-an pagi. Idealnya Anda sudah harus ada di lokasi sebelum jam tersebut. Tapi sampe sesi Anda sudah diganti teman yang lain, saya baru dapat kabar tentang Anda, itu sekitar jam 10-an lebih. Kabar tentang Anda yang ga bisa masuk karena ga punya pass. Telpon Anda itu masuk berbarengan dengan telponnya Mike Orgill yang juga ketahan di gate. Saya yang mengirim sopir untuk menjemput kalian berdua. Mike Orgill dapat jatah jam 3 sore dan dia sudah hadir jam 11 berbarengan dengan Anda yang dapat jatah tampil jam 9 pagi."
"Sebagai orang yang saya yakin punya dedikasi tinggi, Anda pasti tahu seharusnya sudah ada di lokasi jam berapa. FYI, venue yang dihadiri oleh VIP dan VVIP itu pasti akan steril. Tidak sembarang orang bisa masuk. Ada banyak screening yang harus dilakukan." Tweet Mbak Wiwik ini sudah dibalas oleh Risa dengan menambahkan keterlibatan Mbak Ajeng (@ajengkol). Dan hingga pagi ini mereka masih saling balas mention. Silahkan dicek.
Setelah telat 2 jam tersebut, akhirnya Risa masuk ruangan ABC. Saya dan Mbak Dita melihat, dia langsung menuju ke Pak Haz Pohan yang duduk di barisan paling depan. Risa bersalaman dengan Pak Pohan dan berdiri cukup lama untuk ngobrol di depan para peserta konferensi. Padahal saat itu, Cyra, blogger dari Filipina, sedang sharring mengenai Filipina di depan para blogger lain. Karena Risa dan Pak Pohan berdiri menutupi Cyra yang sedang berbicara di depan, Cyra sampai memilih stop berbicara dan menunggu 2 orang itu selesai ngobrol. Saya hanya geleng-geleng kepala menonton kejadian itu. Saya dipermalukan. Orang Indonesia seperti tidak memiliki sopan santun.
Setelah Cyra selesai berbicara lalu duduk di samping saya, saya meminta maaf kepadanya. Saya bilang, "most of Indonesian people aren't like that." Untunglah Cyra mempercayainya.
Awalnya saya menahan untuk tidak menanggapi keterlambatan dan perilaku tidak sopan Risa terhadap peserta blogger ABC ini. Namun sekarang justru dia menagih tanggung jawab blogger ABC, yang sebenarnya tidak memiliki tanggung jawab kepada ABC. Sampai menyamakan blogger peserta ABC dengan anggota DPR yang memakai uang rakyat untuk jalan-jalan ke luar negri. Sungguh kelewatan. Tapi saya paham, dia tidak tahu banyak mengenai blogging.
Anyway, inilah blogging. Blogging itu menulis apa yang ingin ditulis. Bukan tanggung jawab seorang blogger untuk menulis mengenai acara yang mereka hadiri, kecuali blogger itu telah sepakat di atas kertas. Semoga tidak ada lagi orang di luar blogger, yang tidak paham blogging, memandang blogger serendah tiket pesawat.
Update 26 Nov 2011:
Risa membantah Mbak Wiwik dengan membalas tweet Mbak Wiwik. Dia mengatakan, dalam undangan lewat email yang dikirimkan Mbak Ajeng, dia sudah minta detail yang harus dilengkapi namun tidak ada informasi apa pun dari panitia melalui email itu. Dia juga mengaku, karena jatah jam 9 itu lah dia sudah menghubungi Mbak Ajeng untuk konfirmasi dan sudah berangkat sejak pukul 7.30.
Ia mengaku terlantar selama 3 jam dari gerbang ke gerbang dan diusir oleh penjaga karena tidak ada akses. Kontak satu-satunya adalah Mbak Ajeng. Ia menghubungi Mbak Ajeng, sampai Mbak Ajeng datang, membawa sticker, tapi hanya 1 ID. Mobil mereka pun diusir lagi, termasuk mobil Mbak Ajeng sendiri. Lalu ID + stiker diantar panitia yang juga akan mengirim untuk Mike Orgill (salah satu pembicara di ABC). Mereka mencoba masuk lagi namun kembali diusir karena tidak ada fotonya. Alternatif pintu lain dipilih tapi diminta menepi karena masalah ID tanpa nama + foto. Akhirnya mereka diijinkan masuk.
Ia meminta Mbak Ajeng konfirmasi kenapa Mbak Ajeng tidak menghubungi panitia lain pada saat emergency tersebut. Ia pun menyalahkan panitia yang tidak memberikan akses masuk sebelum hari H dan panitia yang tidak menghubunginya jika memang keterlambatannya menjadi masalah.
Namun pengakuan Risa dibantah lagi oleh Mbak Wiwik. Dalam tweetnya Mbak Wiwik memberi kesaksiannya di lapangan. Menurut Mbak Wiwik, Risa memberi kabar pada pukul 10 an lebih dan Mbak Ajeng juga menelponnya bahwa Risa tidak dapat pass. Menurut Mbak Wiwik, bukan hanya Risa saja yang tidak bisa masuk karena tanpa pass, Mike Orgill dan beberapa usher juga mengalami hal yang sama. Tapi yang membedakan Risa dengan mereka adalah kedatangan mereka lebih awal dari jam kerja dan menelpon panitia saat sampai gate. Jadi meski mereka juga ketahan di gate, mereka tidak mengalami masalah keterlambatan. Sebagai contoh Mike Orgill, yang juga dilarang masuk, namun dia langsung menelpon panitia, panitia menjemput, dan masalah beres. Karena dia datang pukul 11, 5 jam dari jatah tampil yaitu pukul 3.