Uncategorized

Gerakan Rakyat Yogya Anti Kekerasan

Gerakan Rakyat Yogya Anti Kekerasan (Gerayak) pada Hari Sabtu, 12 Mei 2012 Pk. 13.00 di 0 Km Yogyakarta. Gerakan ini menentang adanya penyerangan acara diskusi buku Irshad Manji (9 Mei 2012) yang menimbulkan korban luka beserta kerusakan properti lainnya. Yogyakarta yang selama ini dikenal sebagai kota nyaman dan aman, malam itu terjadi kekerasan atas nama agama. Maka dari itu, beberapa organisasi dan kelompok Islam yang menentang penyerangan tersebut mengajak masyarakat untuk turut turun ke jalan, berkumpul, dan menyuarakan anti-kekerasan. Hiruk-pikuk orang berdatangan tidak ingin ketinggalan moment anti-kekerasan di Yogyakarta itu. Begitu pula dengan saya, turut meneriakkan anti-kekerasan dan mendapatkan kesempatan untuk berorasi.

Saya mahasiswa UGM yang selama ini bangga menjadi bagian dari UGM. Namun kemarin saya malu, perguruan tinggi tertua di Indonesia itu telah membatalkan sebuah diskusi buku karena ancaman. Padahal kita tak perlu menakuti ancaman. Jangan takut. Negara ini negara hukum. Jika kita takut dan menuruti ancaman, maka kita membiarkan diri kita dipimpim preman. UGM telah dipimpim preman.
Sedihnya, saat malamnya saya mendatangi acara diskusi buku Irshad Manji di LKiS, Majelis Mujahidin Indonesia atau MMI menyerang untuk membubarkan acara memukul teman saya, menginjak-injak makanan, melempari kaca perpustakaan sambil meneriakkan "Allahuakbar!" Apa-apaan itu?! Negara dan agamaku dirusak! Maka jangan pernah kita tolerir kekerasan. Apapun isi bukunya, mau gay mau lesbi, jika kamu tak setuju dengan pemikirannya maka lawan dengan pemikiran! Bukan dengan kekerasan!
Jika kekerasan itu terjadi, polisi wajib melindungi kami. Maka saya juga memohon kepada polisi untuk melindungi kita, bukan berpihak kepada mereka. Terima kasih


Saya berterima kasih pada bapak-bapak disana yang memberi kesempatan saya berbicara.

Kronologi Penyerangan Diskusi Buku Irshad Manji di LKiS Jogja 9 Mei 2012

 

  • Sekitar pukul 12.00 WIB

Irshad Manji tweet mengajak diskusi bukunya di Lembaga Kajian Islam dan Transformasi Sosial (LKiS), Jogja Pukul 19.00 yang katanya untuk umum.

Agenda terakhir di #Indonesia ! Malam ini di LKiS #yogyakarta mari bergabung ! Info @St_Jazeela #Allah #Liberty #Love - @IrshadManji

 

  • Sekitar pukul 17.00 WIB

Ia pun mengajak ekstrimis untuk ikut bertukar pikiran jika berani. Membaca tweet itu saya percaya diri untuk datang.

Ready 4 my final event in #Indonesia - 7 pm, LKiS, Jogja. Expecting at least 1 extremist 2 join dialogue. Let's see if they r man enuff. :) - @IrshadManji

 

  • Pukul 19.00 WIB

Bersama ketiga teman saya, Nocky-Jow-Inong, kami ke LKiS, Jalan Paru Sorowajan Banguntapan Bantul.

 

  • Sekitar pukul 19.30 WIB

Kami sampai disana tempatnya seperti sebuah rumah. Pekarangan tidak ditutup, tapi ada gerbang tinggi seperti gerbang menuju garasi. Gerbang dalam keadaan tertutup dan digembok. Dari luar bisa dilihat adanya diskusi di pendopo bagian dalam rumah itu. Setelah 10 menit lamanya, baru kami dibukakan pintu dan ditanyai kami dari mana. Saya hanya menjawab bahwa saya mahasiswa UGM. Saya dan teman-teman saya dipersilahkan masuk.

 

  • Sekitar pukul 20.00 WIB

Kami dipersilahkan duduk di lantai di dalam pendopo. Saya mengambil posisi paling dekat dengan Irshad Manji. Diskusi berlangsung santai dan damai. Bahkan kami disuguhi pisang rebus, ketela, dan teh. Saat itu sedang tanya-jawab menggunakan bantuan translator. Irshad sempat ditanyai mengenai issue utama isi bukunya, mengenai sarannya, bahkan dikritik.

 

  • Sekitar pukul 20.15 WIB

Saat Irshad hendak menjawab, ada seseorang dalam diskusi itu berteriak "FPI!" Terlihat ada segerombolan laki-laki berpakaian ekstrimis -yang baru kemudian diketahui massa dari Majelis Mujahidin Indonesia- menghampiri gerbang sambil berteriak-teriak. Selang beberapa detik mereka mendorong-dorong gerbang hingga rusak dan jebol. Mereka masuk namun sempat dihalangi 2 temannya sehingga mereka tidak langsung maju menghampiri kami. Saya datangi mereka untuk tau apa yang akan mereka lakukan pada saya. Salah satu berteriak, "karena polisi tidak bisa mengamankan, maka kami!" Saya masih berani disitu sampai kemudian batu-batu mulau dilemparkan ke arah kami dan teman saya, Nocky, meneriaki nama saya untuk mundur. Dia berhasil menggagalkan rencana bodoh saya menghadapi mereka. Saya mundur dan menuju ke pojokan rumah. Saat saya lari, saya menoleh ke belakang, beberapa dari massa MMi menendang dan menginjak-injak makanan sambil berteriak "Allahu Akbar!" Saat itu juga saya menangis. Negaraku dan agamaku dirusak! Lalu mereka melempari buku-buku Irshad, memecahkan pot, dan melempari kaca perpustakaan dengan batu. Salah satu teman Irshad, Emily, seorang wanita kulit putih menangis, tangannya kesakitan. Teman saya, Mas Jow, atas ceritanya langsung kepada saya, dia hampir kena parang dan akhirnya dipukuli bahkan diinjak-injak massa. Keadaan mencekam selama setengah jam, lalu massa pergi.

  • Sekitar pukul 20.30 WIB

Saya mencari dimana Irshad, ternyata dia masih duduk di lantai sambil memeluk kedua temannya. Dia selamat dan dialah yang paling tenang menghadapi serangan ini. Saya datangi dia sambil menangis, saya katakan padanya,

I'm so sorry for everything. My country is not this bad. I'm sorry...

lalu dia memeluk saya dan mencium pipi saya, dia berkata,

Don't be sorry. I understand. Thank you for being here. Don't be sorry okay...

 

  • Sekitar pukul 20.45 WIB

Setelah suasana kondusif, Irshad dibawa ke dalam rumah. Saya keluar dan melihat mobil polisi sudah datang. Saya hampiri polisi yang baru saja keluar dari tempat duduk pengemudia. Saya katakan padanya, "kemana aja Pak? Kenapa baru datang setelah seperti ini?" Dia terlihat marah dan menyuruh saya berbicara dengan atasannya. Saya datangi atasannya dan mengeluhkan hal yang sama. Dia hanya bisa terdiam saja dengan wajah bingung. Ada seorang laki-laki menepuk-nepuk pundak saya saat saya mengeluh. Ternyata itu atasan lain. Dia menjelaskan bahwa acara ini tidak ijin sehingga polisi tidak tau. Saa katakan padanya, kalaupun ijin, biasanya polisi justru melarang kami berdiskusi dengan alasan keamanan. Saya tambahkan, besok lagi jika ada diskusi seperti ini, polisi wajib melindungi kami, dan mengungsikan mereka yang melakukan kekerasan. Kekerasan itu melanggar aturan, diskusi itu dilindungi negara!" Dia terlihat tidak senang saya kritik namun dia kooperatir. Dia menyalami saya dan berkata, "besok lagi jika ada acara seperti ini, kita bekerjasama." Beberapa wartawan merekam kejadian itu.

 

  • Sekitar pukul 21.30 WIB

Setelah semua nampak aman, saya dan ketiga teman saya pulang dengan selamat. Semoga Irshad Manji dan kawan-kawan semua juga selamat dan tetap berani melawan kekerasan.

 

  • Pukul 21.30 hingga saya menulis postingan ini.

Banyak mentions di Twitter berisi cacian dan ucapan syukur atas kekerasan yang terjadi di LKiS tadi. Namun lebih banyak yang mendukung, mendoakan, dan turut memperjuangkan melawan kekerasan. Saya bersyukur. Kita harus bersyukur.

 

PS: Semua cerita di atas sesuai dengan pengelihatan dan pendengaran saya. Hal-hal yang belum pasti tidak saya tuliskan disini. Mohon lihat latar belakang, identitas, dan posisi saya sebelum menghakimi saya membuat cerita bohong atau berlebihan.

Permohonan Maaf dari Saya Umat Islam

Mohon maaf jika ada umat Islam yang telah menyinggung bahkan menentang umat agama lain dalam beribadah. Mereka sekumpulan orang yang merasa paham Islam, padahal belum. Islamku tidak seburuk itu. Islamku adalah agama yang sebaik agamamu, sedamai agamamu, seindah agamamu. Tak ada sedikitpun yang berbeda dari kita, para pemeluk agama. Ini tanggung jawab kami sebagai umat Islam untuk menegur dan mengingatkan mereka. Sekali lagi, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. Semoga kita tetap berkawan.

Pets Adoption Night April - Tidak Sempurna

Semalam acara ini tidak sempurna. Banyak sekali kendala yang kami lalui, mulai dari cuaca yang tidak mendukung dan masalah teknis pada proyektor. Namun kami senang sekali. Dalam keadaan hujan seperti semalam, dalam keadaan proyektor yang tidak bisa connect, peserta yang datang ke acara ini bisa dikatakan banyak. Dharma maupun Savior sebagai penyumbang lagu dan Mbak Alya sebagai MC juga membuat acara ini menjadi makin meriah dan hangat. Apalagi kalo tidak hujan dan proyektor bisa menampilkan semua foto pets ya. :)
Kita tidak menyesalinya karena kita akan mengadakannya kembali bulan depan. Bersiap-siap dari sekarang para pecinta binatang, kita akan share info lagi, akan share pengetahuan lagi dari para ahli, akan share foto pets need adoption lagi, dan sebagainya. Semoga bulan depan kita lebih baik. See you next month! :)
Salam,
Pets Adoption Movement

Pets Adoption Night - World Stray Animals Day 4 April

Dulu bagi saya mencintai binatang itu hanya sebatas memberi makanan dan menyayanginya. Sekarang setelah saya berkumpul dengan berbagai komunitas pecinta binatang di Indonesia, saya baru sadar, mencintai binatang tidak hanya seperti itu. Kita harus memikirkan mereka lebih detail, lebih luas, dan dalam jangka panjang.
Kita mencintai binatang dengan membelinya lalu mengurusinya, namun kita tidak sadar kita telah menjadi bagian dari masalah over populasi dan makin banyaknya binatang terlantar. Salah satu penyebab adanya binatang terlantar adalah jual-beli binatang peliharaan dari breeder. Belum tentu pembeli benar-benar mau dan mampu mengurusi. Dan belum tentu pembeli tidak mengawinkannya lalu menambah lagi binatang peliharaan, dan akhirnya semua berujung pada binatang peliharaan yang tak diurusi, dibuang, menjadi terlantar.
Tepat tanggal 4 April 2012, adalah Hari Binatang Terlantar Dunia. Untuk menyambut hari itu, saya bersama Nocky, Aci, bersama Animal Friends Jogja dan Shelter Meces, mengadakan acara Pets Adoption Night:
Hari/Tanggal : Rabu, 4 April 2012 Pukul         : 18.00 -22.00 WIB Tempat       : Garden Juice, Jl. Kaliurang Km. 5 Blok C No. 26 Pogung Baru Jogja
Inti acara adalah memberikan ajakan untuk mengadopsi binatang peliharaan, info adopsi, syarat adopsi, dan share foto-foto binatang yang butuh diadopsi. Acara ini juga akan diramaikan dengan akustik oleh Savior dan Dharma.
Kita bersama menyelamatkan binatang terlantar! ;)
Salam,
Pet Adoption Movement
Denah Lokasi Acara:

Agama Kita Saat Ini

Katolik, Kristen, maupun Islam lahir di saat genting: manusia berubah menjadi setan, sebuah krisis kemanusiaan. Di zaman seperti inilah, agama-agama ini muncul mengajarkan ilmu kehidupan. Katolik muncul mengajarkan manusia untuk saling mengasihi. Kristen muncul mengajarkan manusia untuk tidak menyalahgunakan kekuasaan. Islam muncul mengajarkan manusia pada keadilan dan logika. Agama-agama ini datang untuk manusia yang sedang membutuhkan pencerahan di masanya. Lalu sekarang?
Sekarang justru agama menjadi akar dari kegelapan, yaitu peperangan. Saling mencaci, saling membakar kitab, saling membunuh, saling menghancurkan demi agamanya. Padahal agama tak pernah meminta kita untuk membelanya. Agama hanya ingin menuntun manusia menjadi jiwa yang peduli terhadap dunia dengan tetap menggunakan logikanya. Itu saja. Sederhana tapi penting.
Lalu jika agama justru menjadi akar dari peperangan seperti sekarang, apakah akan muncul agama baru untuk memperbaiki jaman ini? Ya tentu saja, agama itu adalah saling mengingatkan. Dan hari ini teman saya Andrew Lumban Gaol mengirimkan poster ini kepada saya. Hari ini saya diingatkan. Kita diingatkan. Semoga setelah ini kitalah yang mengingatkan. PS: Poster ini gratis dan bisa diunduh disini. Tetapi bukan untuk kepentingan komersial. Use it only to raise awareness. Join the fun!

Anda Massery atau Lorch?

Foto yang diambil oleh Will Counts pada tahun 1954 di atas menggugah pagi saya. Seorang siswa kulit hitam, Elizabeth Eckford, yang sedang menuju gedung sekolah Little Rock harus mendengarkan berbagai cacian dari warga dan siswa lain mengenai rasnya yang dinilai tak pantas masuk sekolah. Salah satu perempuan kulit putih di belakangnya tampak sedang berteriak mencacinya penuh kebencian, namanya Hazel Massery.

Pada hari itu Eckford yang sudah menuju sekolahnya harus pulang karena dihalangi pasukan garda nasional perintah Gubernur Arkansas. Eckford tak dapat menahan tangisnya. Seorang reporter The New York Times, Benjamin Fine, merasa iba kepadanya. Ia lalu duduk di samping Eckford dan berkata, "Don't let them see you cry." Setelah itu, seorang wanita bernama Grace Lorch mendatanginya dan mengantarkan Eckford naik bus, sehingga membuat Eckford merasa aman.

Setelah kejadian itu, Lorch menjadi target bully selanjutnya. Dinamit sempat dilemparkan seseorang ke garasinya. Anak Lorch, Alice, menjadi korban bully di sekolahnya. Media mencacinya. Akhirnya keluarga Lorch menyadari mereka telah di-blacklist dan mereka memutuskan pindah ke Kanada. Lorch mendapatkan perlakuan buruk dari masyarakat hanya karena menolong gadis berusia 15 tahun yang sedang menangis.

Kejadian itu menjadi berbalik pada masa sekarang. Mereka yang dahulu membully kulit hitam, sekarang menjadi target bully masyarakat. Cacian juga berbalik arah kepada Massery. Ia akhirnya menyesali perbuatannya dan meminta maaf kepada Eckford lewat The Oprah Winfrey Show. Sementara Grace Lorch, yang dahulu mendapat perlakuan sangat buruk dari masyarakat, sekarang namanya menjadi sangat harum. Masyarakat memberikan apresiasi kepadanya.

Tahun 2008, 54 tahun kemudian, seorang kulit hitam bernama Barack Obama terpilih menjadi presiden AS. Sebuah sejarah besar yang menunjukkan diskriminasi terhadap kulit hitam sudah tiada. Ya jaman sekarang seakan-akan sudah berubah. Bahwa masyarakat sudah lebih terbuka dan penuh toleransi. Namun tidak. Jaman sekarang masalah diskriminasi kepada ras sudah selesai namun diskriminasi selanjutnya muncul. Berikutnya kepada kaum gay. Jamey Rodemeyer, seorang remaja gay 14 tahun dari New York berusaha keras selalu menghibur dirinya yang selalu dibully oleh teman sekolah dan komen-komen di blognya. Salah satu komen yang paling jahat yang pernah diberikan kepadanya adalah: "I wouldn't care if you died. No one would. So just do it :) It would make everyone WAY more happier!" September 2011 lalu, Rodemeyer ditemukan bunuh diri di rumahnya. Setelah kematiannya pun, kakak perempuan Rodemeyer masih saja mendapat cacian dari teman-temannya. Salah satunya, "We're happy Jamey's dead."

Suatu hari semua akan berbalik arah juga. Mereka yang sekarang menghina dan menghakimi kaum gay akan menjadi bahan cacian di masa datang. Namun masalah kebencian baru lainnya pun akan muncul, lalu selesai, lalu muncul lagi, lalu selesai, lalu muncul lagi, dan seterusnya. Ada apa dengan manusia? Mengapa jiwanya penuh kebencian, merasa yang paling normal, paling benar, sehingga berhak menghakimi orang lain yang terlahir tidak seperti kebanyakan orang?

Tapi pertanyaan utama saya bukan itu. Pertanyaan saya untuk hati Anda yang paling dalam, seperti siapakah jiwa Anda? Seperti Hazel Massery atau Grace Lorch? Jika Anda sadar selama ini Anda bertindak seperti Hazel Massery, tunggu saja, 50 tahun lagi atau kurang dari itu, semua akan berbalik dan Anda akan menyesalinya. Sejarah telah membuktikannya. Maka berhenti mengurusi dan menghakimi kehidupan orang lain yang tak pernah merugikan kehidupan kita.

Postingan terkait: Dian Paramita - Gay Dian Paramita - A Mother of Gay

Perokok dan Jiwa Egoisnya

Saya bukan perokok tapi saya tidak membenci rokok. Sudah terlalu biasa hidung saya mencium asap rokok. Orang meributkan efek samping dari merokok. Banyak cewek melarang cowoknya merokok agar tidak sakit. Entah mengapa, urusan ini saya cuek saja.
Namun fakta bahwa perokok itu egois memang benar. Mereka seperti membuang hajat dimana-mana tanpa mempedulikan ada yang akan menginjak hajatnya dan baunya akan menempel sepanjang hari. Kadang lebih egois lagi saat berkumpul dengan teman-temannya, perokok meminta untuk duduk di tempat smoking area yang panas dan sesak. Semua yang mereka lakukan hanya untuk merokok. Memuaskan dirinya sendiri dan tidak peduli dengan orang lain.
Saya tak begitu mempedulikan hal ini sebelumnya sampai ada suatu kejadian. Malam itu saya nongkrong dengan segerombolan teman-teman saya yang mayoritas merokok. Saya tidak mempedulikan asap mereka. Saya terus asyik ngobrol dengan teman yang duduk di samping saya. Saat sedang asyik mengobrol, dia mengambil bungkus rokoknya dan hendak menghidupkannya. Tiba-tiba dia hentikan niatnya, lalu bertanya kepada saya, "kalo aku merokok, kamu keganggu dengan asapnya nggak?" Dengan asal saya jawab, "iya." Saat itu juga ia masukan rokoknya kembali ke bungkusnya, ia letakkan meja, dan mengobrol dengan saya lagi. Saya kaget. Tak pernah saya bertemu perokok yang toleran seperti dirinya. Bahkan ia lebih menghargai waktu untuk mengobrol dengan saya daripada pergi menjauhi saya untuk menghirup rokoknya. Mengesankan. Saya tak akan pernah melupakan kejadian sederhana itu.
Terima kasih ya Kuring. Kamu berbeda dengan perokok yang lain.