Uncategorized

Timeline Kasus Pembasmian Anjing Palembang untuk Sea Games XXVI

Berikut timeline kejadian pembasmian anjing di Palembang dengan racun oleh pemerintah Palembang atas alasan rabies dan Sea Games XXVI. Disini lebih banyak menuliskan bagaimana Fauna Welfare memperjuangkan para anjing Palembang, dealing dengan pemerintah sana, dan beberapa berita terpercaya dari Sumatera Ekspres, Sriwijaya Pos, Detik, hingga Kompas. Maksud penulisan timeline di bawah ini untuk menunjukkan bahwa berita ini benar, bukan hoax, berita ini bukan untuk menghina masyarakat Palembang, atau bahkan untuk menggagalkan Sea Games. Berita ini hanya untuk menggagalkan rencana pemerintah Palembang untuk membasmi anjing liar-terlantar dengan racun.

Senin, 24 Oktober 2011

  • Ketua Fauna Welfare, Dina Artha, mendapat kabar dari teman-temannya dari Palembang Sahabat Satwa, bahwa terjadi pembunuhan anjing liar dengan menyebarkan daging beracun di Pagaralam. Pembunuhan anjing liar ini terjadi akibat over populasi dan memberantas rabies dijadikan sebagai alasan.
  • Mbak Artha mencari berita ini di Google dan benar, sejak April 2010 sudah mulai diberitakan di surat kabar lokal menyebutkan, untuk menyambut Sea Games 2011, Sumatera Selatan bebas rabies.
  • Berita terbaru didapatkan dari Sumatera Ekspres tanggal 19 Oktober 2011 bahwa memang terjadi pembunuhan anjing yang berkeliaran di Pagaralam, Sumatera Selatan dengan menyebarkan daging beracun. Selain untuk mengurangi populasi anjing dan antisipasi kemungkinannya menularkan kepada manusia, pembunuhan anjing liar ini juga untuk menyambut Sea Games XXVI.
  • Hal ini dibenarkan oleh Kepala Dinas Perternakan dan Perikanan Kota Pagaralam, drh Syukri MSc. "Kegiatan ini juga dalam rangka mendukung dan menyukseskan event Sea Games yang tinggal beberapa minggu ini," katanya seperti yang dikutip di koran tersebut.
  • Setelah membaca berita itu, Mbak Artha baru yakin bahwa ini bukan isu melainkan fakta karena sudah dibenarkan oleh Kadisnak Pagaralam di media terpercaya. Lalu ia membuat Facebook group "Boycott SEA GAMES 26th Indonesian Dogs and Cats Murder" dan mulai share beberapa photo pembasmian anjing yang terjadi di Pagaralam.

Selasa, 25 Oktober 2011

  • Mbak Artha langsung pergi ke Palembang untuk melihat sendiri keadaan disana bersama ketiga orang temannya yang bernama drh. Arsentina Panggabean (penasehat Yayasan FaunaWelfare & ketua PDHI DKI Jakarta), drh. Nyomie (penanggung jawab Fauna Welfare), dan drh. Amir Mahmud (ketua Bidang Litbang PDHI DKI Jakarta).
  • Mbak Artha kesana untuk menangkap, vaksin, dan steril para anjing sebelum diracun pemerintah sana, lalu membawanya ke shelter yang sebenarnya sebuah rumah yang ia sewa di Palembang.
  • Berita ini menjadi panas di Twitter. Banyak yang menyesalkan dan marah menanggapi tindakan pemerintah ini. Ada yang turut menyumbangkan dana ke Fauna Welfate untuk biaya menyewa rumah shelter, obat-obatan, makanan anjing, kadang dll. Ada juga yang menghubungi saya menanyakan bagaimana caranya agar bisa ikut menjadi relawan Fauna Welfare di Palembang sana. Bahkan Jerinx dari Superman is Dead langsung menghubungi saya untuk konfirmasi kejadian ini dan bersama teman-teman musisinya berencana membuat konser amal "In Dog We Trust" di Bali, esok harinya.
  • Berbagai tweet, retweet, dan hashtag negatif yang berhubungan dengan pembantaian anjing Palembang dan Sea Games terus muncul di timeline Twitter. Salah satunya hashtag #StopKillingDogsForSeaGames
  • Tetapi tidak sedikit yang marah karena merasa ini hanya isu yang ingin menjatuhkan Sea Games Indonesia, alias hoax. Ada yang mengatakan Pagaralam itu jauh dari Palembang dan tidak dipakai untuk lokasi Sea Games. Ada yang juga mengatakan bahwa di Palembang jarang ada anjing liar. "Emangnya kamu di lapangan dan melihat sendiri? Kalo ngomongin Palembang, lihat dulu dong keadaan disini!" kata salah beberapa follower saya yang menyangsikan berita ini.

Pertama, ini bukan isu, karena sudah menjadi berita resmi yang bisa dipertanggung-jawabkan oleh media Sumatera Ekspres tanggal 19 Oktober 2011. Dalam berita media tersebut, Kepala Disnakan, Syukri, sendiri mengatakan bahwa pembasmian anjing di Pagaralam ini untuk Sea Games. Bahkan setelah berita ini menjadi panas di Twitter, Kompas pun mengeluarkan berita yang serupa, "Sukseskan Sea Games, Anjing Liar Dibasmi." Dalam berita tersebut, Kepala Dinas Perternakan dan Perikanan Sumatera Selatan, Ir Asrillazi Bin HM Rasyid (kita sebut saja Pak Asri) membenarkan bahwa pembasmian anjing di salah satu lokasi dilaksanakannya Sea Games, Jakabaring, ini juga untuk menyukseskan Sea Games.

Kedua, Mbak Artha datang ke Palembang dan melihat sendiri. "Siapa bilang di Palembang jarang ada anjing liar? Saya disini dan melihat sendiri, banyak anjing terlantar, bukan liar, yang baru keluar setelah tengah malam. Mereka berada di daerah pasar, timbunan sampah, untuk mencari makanan." katanya di telepon kepada saya. Mbak Artha pun lalu merawat para anjing-anjing liar tersebut di shelter-nya untuk disterilkan lalu divaksin.

  • Ada teman BBM saya mengatakan bahwa ia kenal panitia Sea Games, mereka bilang tidak tau menahu soal ide pembantaian anjing Palembang untuk Sea Games ini. Mereka justru sedang mengusahakan sekuat tenaga untuk menyukseskan Sea Games namun bukan dengan pembantaian anjing. Sayang sekali, pernyataan ini hanya dari mulut ke mulut. Bukan pernyataan di media yang bisa dipertanggung-jawabkan. Saya menyarankan mereka membuat pernyataan di media bahwa panitia Sea Games tidak pernah berencana membasmi anjing untuk acara tersebut. Namun sayang, katanya ada banyak sekali tugas yang harus dilaksanakan. Mereka tidak ada waktu menanggapi berita ini.
  • Hashtag negatif tentang pembantian anjing dan hubungannya dengan Sea Games terus muncul.

Selasa sore, 25 Oktober 2011.

  • Mbak Artha datang menemui Kepala Dinas Pertenakan dan Perikanan Sumatera Selatan (Kadisnak), Asrillazi Rasyid. Awalnya beliau tidak mau menemui Mbak Artha padahal terlihat mobilnya di parkiran. Namun akhirnya beliau bersedia menemui, setelah Mbak Artha menawarkan bantuan relawan untuk menangkapi anjing, memberikan vaksin dan steril, asalkan rencana peracunan anjing liar dibatalkan. Perlu diketahui, tidak semua anjing terlantar di jalanan terkena rabies, maka tidak harus dibunuh. Yang terkena rabies, harus diobservasi agar dipastikan memang rabies. Para anjing terlantar hanya perlu ditangkap (trap), divaksin (vaccine), disterilkan (neutered), lalu baru dilepaskan (release) atau ditangkar untuk dilakukan proses adopsi.

Dalam pertemuan ini,  sebagai Kadisnak, Pak Asri menyatakan keprihatinannya atas terjadinya kegiatan pembasmian anjing di wilayah kotamadya atau kabupaten. Hal tersebut terjadi akibat kurangnya informasi atas penanggulangan rabies dan kurangnya koordinasi antar dinas. Beliau berjanji melakukan pembenahan dan rekoordinasi antar dinas untuk menghentikan aksi pembantaian. Tetapi beliau sendiri menyatakan tidak pernah memberikan perintah untuk eliminasi tersebut. Dirinya mengaku kaget sekali ketika ditanya oleh Menpora perihal adanya penyebaran photo mayat anjing mati berjejer di bumi Sriwijaya. Sepenuhnya dinas akan membantu untuk melakukan program vaksinasi, sterilisasi, bersama dengan Fauna Welfare dan masyarakat. Setelah diskusi panjang ini,  Pak Asri akhirnya setuju membatalkan pembasmian anjing disana dengan syarat dibantu Fauna Welfare.

Yang lucu di kejadian ini dan tidak banyak diketahui publik adalah setelah diskusi panjang tersebut, keluarlah berita dari Detik,"Jelang Sea Games, Tidak Ada Pembantaian Anjing Liar di Palembang." Menurut Mbak Artha, berita itu ngawur. Pertama, ia melihat sendiri di Palembang banyak anjing liar. Kedua, dalam berita tersebut Pemda menyangkal adanya rencana pembasmian anjing. Mbak Artha yakin, pernyataan Pemda tersebut baru ada setelah berdiskusi dengan Fauna Welfare, yang artinya awalnya Pemda berencana membasmi anjing liar namun karena permohonan Fauna Welfare, mereka baru bersedia mengatasinya dengan cara yang lebih baik. Mbak Artha menyayangkan media Detik yang hanya membuat berita dari satu sudut pandang saja.

Namun yang paling lucu saya temukan adalah pernyataan Kadisnak Pak Asri yang mengatakan kaget saat ditelpon Menpora tentang adanya berita pembasmian anjing dan pernyataan beliau kepada relawan kesejahteraan satwa, Drh Amir Mahmud, yang membantah melakukan eliminasi anjing, seperti yang dikutip Kompas (27/10) "Jaminan Tak Eliminasi Anjing Disambut Gembira." Padahal, di berita Kompas sebelumnya Pak Asri sendiri yang membenarkan berita adanya pembasmian anjing liar ini, beliaupun yang menyatakan kegiatan ini untuk Sea Games. "Pembasmian anjing liar dilakukan karena anjing liar dikhawatirkan menggigit manusia di sekitar kawasan Jakabaring yang akan dihadiri ribuan tamu asing itu. Kami akan menggunakan makanan yang telah dibubuhi racun untuk membasmi anjing-anjing liar ini," kata Kadisnak Pak Asri di Kompas (25/10). Tanggal 25 Oktober 2011 mengatakan memang benar akan meracuni anjing liar untuk mengurangi rabies dan menyambut Sea Games, lalu 2 hari kemudian, tanggal 27 Oktober 2011, Pak Asri justru mengaku kaget saat ditelpon Menpora tentang rencana pembasmian anjing dan membantah adanya rencana ini. Hanya dalam 2 hari Pak Asri bisa membuat pernyataan yang bertolak belakang! Memalukan!

Selasa tengah malam, 25 Oktober 2011.

  • Mbak Artha dan kedua temannya menyusuri Kota Palembang hingga ke pasar kota. Ia menemui banyak anjing liar disana yang hanya keluar saat tengah malam saja. Ia makin kesal jika ada yang mengatakan Palembang tidak ada anjing liar, padahal ia melihat dan menangkap sendiri ada banyak anjing liar di kota itu. Hingga subuh kami BBM-an, lalu Mbak Artha bilang, "3.25 AM off now. 2.35 more minutes left time to sleep. Need to achieve a big goal today. Meeting someone who should be important in this case! Let's work it all out together and pray!"

Rabu, 26 Oktober 2011.

  • Konser "In Dog We Trust" yang diselenggarakan Jerinx SID di Bali digelar dan berhasil menggalang dana sekitar 1 juta rupiah untuk disumbangkan kepada Fauna Welfare.
  • Mbak Artha mendapat kabar bahwa dalam launching perangko Sea Games XXVI, Gubernur Sumatera Selatan menyatakan tidak akan ada rencana pembasmian anjing Palembang.  Mbak Artha langsung mengabari saya tentang berita ini.  Kita semua senang, tidak akan ada pembasmian anjing Palembang.
  • Berita pembatalan ini masuk Kompas. Bahkan ada wawancara dengan Mbak Artha di dalam berita itu. Bisa dibaca disini.

Jum'at, 28 Oktober 2011.

  • Banyak mention yang menyalahkan @faunawelfare  perihal website saveindonesiandogs.com karena terlalu lebay. Namun dalam tweetnya, Fauna Welfare menyatakan itu bukan websitenya dan mereka tidak pernah berhubungan dengan pemilik web itu. Website itu hanya mengambil foto milik Fauna Welfare tanpa konfirmasi dan tanpa menyertakan link asal photo.
  • Mbak Artha mengabari saya, ada berita menyesakan dari Sriwijaya Pos, "Pol PP Bergadang Selama Sea Games Tangkap dan Racuni Anjing Liar." Berita ini bertolak belakang dengan pernyataan Gubernur Sumsel dan Pak Asri sebagai Kadisnak, yang berjanji tidak akan ada pembantaian anjing liar di wilayah itu. Lalu mana janjimu? Kenapa berita terakhir bertolak belakang dengan janjimu?
  • Di Kompas, Mbak Artha diwawancara kembali mengenai kekecewaannya terhadap pemerintah Palembang yang dirasa ingkar janji. Berita bisa dibawa disini.

Sabtu, 29 Oktober 2011.

  • Display picture BBM Mbak Artha berubah menjadi foto anak anjing yang sekarat. Ia menemukannya di Jakabaring, Palembang, dalam keadaan penis keluar, mata keluar, gelembung di mulut, badan kejang menarik ke arah luar. Dipertanyakan apakah itu akibat racun?
  • Banyak sekali mention yang mengatakan cerita dari Fauna Welfare ini hoax.  Kalo hoax, mengapa masuk media Sumatera Ekspres, Sriwijaya Pos, hingga Kompas? Ada juga yang mengatakan, "kalian udah ke Palembang belum? Kalo belum ke Palembang jangan asal ngomong." Mbak Artha tentu geram membaca komen ini. Ia BBM saya dan bilang, "turun kesini lah dan liat kondisi. Disini (Palembang) tidak punya shelter. Kami lobby sampai minta dinas kalo memang mereka tidak punya shelter dan sudah menangkap anjing, Fauna Welfare bersedia menjemput anjing-anjing itu lalu mereka klaim sebagai anjing milik Fauna Welfare untuk dirawat di shelter mili Fauna Welfare." Kok bisa orang Palembang tidak tau keadaan Palembang?
  • Ada teman lain lagi BBM saya memberi tahu bahwa pantia Sea Games tidak pernah memerintahkan kegiatan ini. Namun pernyataan di media harus dibalas dengan pernyataan di media pula. Kalo cuma dari mulut ke mulut, tentu bisa saja dikatakan gosip. Lagi-lagi alasan sibuk, panitia Sea Games tidak sempat membuat pernyataan di media perihal pembantahan ide pembasmian anjing.
  • Mbak Artha mulai mengeluhkan banyaknya orang yang mengambil gambar Fauna Welfare namun memakainya secara tidak bertanggung-jawab yang membuat Fauna Welfare harus repot mengklarifikasi. Ia juga tidak habis pikir dengan banyaknya orang yang justru tambah merepotkan kerja tim Fauna Welfare. Ada yang meminta perincian laporan keuangan, padahal Mbak Artha sendiri masih sibuk mengurusi pembatalan pembasmian dan mengurusi penangkapan anjing untuk dibawa ke shelternya. Logikanya ia belum sempat mengurusi hal seperti laporan keuangan. Di telpon Mbak Artha bilang kepada saya bahwa Fauna Welfare selalu membuat laporan keuangan di akhir bulan. Tidak bisa ia selalu melaporkannya setiap saat. Jadi mohon pengertiannya.

Senin, 31 Oktober 2011.

  • Laporan keuangan Fauna Welfare sementara sudah dipublikasikan di Facebook group mereka. Dan karena Fauna Welfare membantu menggalang dana untuk stray Palembang, sudah tersedia rumah sewa dan beberapa fasilitas pendukung. Maka mulai 1 november 2011 dana untuk kelangsungan hidup stray Palembang oleh PSS akan diteruskan melalui rekening bank teman-teman PSS.

Selasa, 1 November 2011.

  • Melalui email, Mbak Artha mengabari saya, sementara ini Fauna Welfate tetap melakukan kegiatan untuk membantu stray Palembang, melakukan program vaksin dan steril massal serta penggalangan dana untuk program-program tersebut.

Terima kasih banyak Fauna Welfare. Kami terus mendukung aksimu untuk para binatang. Sebisa mungkin saya terus update kasus ini. Terima kasih juga kepada seluruh teman-teman yang turut mengikuti dan menyebarkan informasi ini, mendukung aksi kami, serta turut menyumbangkan dana bahkan menjadi relawan untuk membantu aksi Fauna Welfare. Bersama-sama kita sudah menciptakan perubahan.

Pernyataan Asrillazi Rasyid yang Berubah-Ubah

Beberapa hari lalu ada berita di Sumatera Ekspres, Sriwijaya Pos, dan Kompas bahwa pemerintah Palembang membasmi anjing liar dengan racun untuk mengurangi rabies dan menyambut Sea Games XXVI.

Kompas 25 Oktober 2011, Kepala Dinas Perternakan dan Perikanan Sumatera Selatan, Asrillazi Rasyid, membenarkan berita pembasmian anjing liar di Palembang ini. Pak Asri sendiri yang menyatakan kegiatan ini untuk Sea Games. "Pembasmian anjing liar dilakukan karena anjing liar dikhawatirkan menggigit manusia di sekitar kawasan Jakabaring yang akan dihadiri ribuan tamu asing itu. Kami akan menggunakan makanan yang telah dibubuhi racun untuk membasmi anjing-anjing liar ini," kata Kadisnak Pak Asri.

Namun tanggal 27 Oktober 2011, saat ditemui tim Fauna Welfare, Kadisnak Pak Asri yang mengaku kaget saat ditelpon Menpora tentang adanya berita pembasmian anjing. Ia mengatakan kejadian ini karena kurangnya koordinasi antar dinas. Ia pun juga membantah melakukan eliminasi anjing, seperti yang dikutip Kompas (27/10) "Jaminan Tak Eliminasi Anjing Disambut Gembira."

Tanggal 25 Oktober 2011 Pak Asri mengatakan memang benar akan meracuni anjing liar untuk mengurangi rabies dan menyambut Sea Games, lalu 2 hari kemudian, tanggal 27 Oktober 2011, Pak Asri justru mengaku kaget saat ditelpon Menpora tentang rencana pembasmian anjing dan membantah adanya rencana ini. Hanya 2 hari Pak Asri bisa membuat pengakuan bertolak belakang di media yang sama, Kompas! Memalukan.

Selamat Pagi, Munir

Jogja, 24 Oktober 2011, pagi ini cukup cerah. Jogja tidak kunjung hujan. Apa yang sedang kau lakukan disana?

Disini aku bersedih membaca kasus-kasusmu. Kasus penculikan aktivis, dan bagaimana kau berjuang mengembalikan mereka dalam keadaan selamat. Kasus para mahasiswa yang hilang, dan bagaimana kau menyemangati para keluarga untuk terus mencari. Kasus buruh yang sudah mati dianiaya, dan bagaimana kau memperjuangkan haknya walau mereka telah tiada.

Lalu kini kau pun begitu, dibunuh saat akan menuntut ilmu. Namun tidak ada yang mampu sepertimu, memperjuangkanmu. Aku sangat berduka. Apa yang bisa aku lakukan untukmu?

Kaos #MengenangMunir Sudah Sampai Bali!

Pada 8 Desember 2010 lalu, tepat di ulang tahun Almarhum Munir yang ke-45, saya mengadakan acara #MengenangMunir. Tema utama acara yang saya selenggarakan dibantu oleh beberapa teman ini adalah melelang 45 kaos limited edition bergambar lukisan wajah Munir ini:
Dalam semalam, 45 kaos ini habis terjual dengan dana yang terkumpul hampir 30 juta rupiah. Dari hasil lelang ini, dana saya pakai untuk memproduksi kaos bergambar Munir sebanyak-banyaknya, lalu saya bagikan ke para pekerja yang bekerja di tengah masyarakat agar pesan "Menolak Lupa" bisa dibaca oleh rakyat. Postingan mengenai rencana acara ini bisa dibaca disini dan postingan setelah acara bisa dibaca disini.
Kemudian, 20 Maret 2011 lalu, saya bersama Savior Band dan teman-teman, membagikan kaos gratis ini ke para tukang becak, pemulung, pedagang, dan tukang sapu yang berada di Jogja. Postingan pembagian kaos gratis di Jogja ini bisa dibaca disini.
Seperti yang telah saya janjikan, selain Jogja, kota lain yang menjadi tujuan pembagian kaos gratis Munir ini adalah Denpasar Bali, Jakarta, dan Malang. Permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada para pemberi dana, saya tidak bisa bergerak cepat membagikan kaos karena berbagai kesibukan terutama kuliah. Namun saya terus berusaha konsisten untuk terus membagikan kaos gratis ini seperti yang sudah saya janjikan.
Beruntung sekali saya, atas bantuan Mas Erix Soekamti, saya dikenalkan kepada Mas Robi, vokalis dari band senior di Bali, Navicula. Dengan penuh semangat, Mas Robi bersedia membantu membagikan kaos gratis Munir untuk para pekerja keras yang bekerja di tengah masyarakat Bali. Bahkan Mas Robi dan teman-teman akan mendokumentasikan pembagian kaos ini dengan foto maupun video dan akan dipublikasikan di media Akarumput. Wah saya senang sekali mendengarnya! Apalagi Navicula juga akan merilis sebuah lagu khusus untuk pahlawan kita, Munir. :)
Anyway, ada sedikit cerita dibalik pengiriman kaos Munir dari Jogja ke Bali. Jujur saja, saya tidak tahu berapa banyak kaos yang saya kirimkan ke Bali, khususnya ke Mas Robi. Kaos sudah berada di dalam karung yang sudah dipack sedemikian rupa. Sayang jika saya buka lagi. Sehingga saya hanya tau kaos yang saya kirim seberat 28kg. Saya berusaha mencari jasa pengiriman yang termurah. Saya tentu mencoret JNE dalam list karena walau jasanya terpercaya, namun untuk mengirim barang seberat hampir 30kg, pasti akan sangat memakan biaya. Apalagi biaya bukan dari dana saya sendiri, melainkan sumbangan dari lelang, sehingga saya harus menjaganya. Saya coba ke jasa yang tidak terkenal, katanya biaya jasa 300 ribu dan sampai Bali 2 minggu lebih. Astaga. Jasa ada yang 200 ribu namun tetap sampai Bali 2 minggu. Saya pergi ke Pos Indonesia, katanya bisa hanya 130 ribu namun sampai Bali 2 minggu pula! Hampir saja saya memilih jasa Pos Indonesia, namun pacar saya mengajak saya ke Jasa Pengiriman Elteha. Kami pun kesana menanyakan biaya jasa dan lama pengiriman, lalu jawabannya, "biaya 100 ribu , sampai sana maksimal 3 hari, Mbak." WHAT THE?! Wah girang sekali saya! Sudah murah, cepat pula. Saya tau Jasa Elteha sejak saya kecil. Ini langganan nenek saya. Sehingga saya percaya dan saya pilih mengirimkan kaos Munir ke Bali dengan jasa Elteha.
Sungguh tak disangka, tepat besoknya, di siang bolong, tiba-tiba saya mendapat mention dari @karumput:


So dengan ini saya ingin berbagi info bahwa jasa Elteha hebat juga. :) Buat Mas Robi dan teman-teman Navicula, kita tunggu kabar baiknya! :)

Cover Buku OC Kaligis Mencuri Desain Andrew Anti-Tank?

Tanggal 28 September 2011 kemarin, saya mendapatkan berita: cover buku OC Kaligis yang berjudul "Korupsi Bibit-Chandra" tanpa ijin memakai desain milik teman saya, Andrew dari Anti-Tank Project. Berita lebih lengkap disini.
Tentu Andrew langsung membuat pengumuman di postingannya ini. Dalam postingannya itu, ia berkata, "saya yakin 100% bahwa gambar yang digunakan untuk cover/sampul buku tersebut adalah gambar yang sama, dengan karya gambar milik saya, walaupun ada beberapa modifikasi/perubahan minor pada warna, teks dan unsur visual lainnya."
Ia juga menambahkan, "saya sama sekali tidak pernah membuat cover/sampul buku OC Kaligis yang berjudul ‘Korupsi Bibit-Chandra’, dan saya tidak pernah melakukan hubungan apapun hingga hari ini, baik dengan penerbit ataupun sang penulis buku yang bersangkutan tentang cover/sampul buku tersebut. Maka apapun isi dari buku tersebut tidak ada hubungannya/sangkut pautnya dengan saya pribadi ataupun dengan Anti-Tank."
Saya pribadi membaca pengumuman ini tidak melihat adanya indikasi Andrew akan menuntut OC Kaligis atau penerbit buku tersebut. Namun saya sangat yakin, Andrew menulis pengumuman ini untuk mempertegas bahwa desain itu miliknya dan dia tidak mendukung isi dari buku tersebut. Tentu saja. Karena Andrew membuat desain tersebut untuk kampanye pembebasan Bibit-Chandra tahun 2009. Lalu dengan desain yang 99% sama, OC Kaligis memakainya untuk buku berjudul "Korupsi Bibit-Chandra" Benar-benar dua hal yang berbeda dengan desain yang sama.
Adapun beberapa pihak yang menyalahkan Andrew karena Andrew telah mengijinkan siapapun untuk mendownload desain tersebut secara gratis. Akan tetapi, Andrew hanya membolehkan desain itu untuk kampanye yang sama, bukan untuk yang bertentangan dengan kampanyenya, apalagi untuk kepentingan komersil. Toh jika memang Andrew membolehkan desain ini untuk dipakai siapapun, dengan kepentingan apapun, tetap saja seharusnya penerbit buku OC Kaligis tersebut meminta ijin jika ingin mengubah warna desain, mengubah makna desain, hingga menghilangkan logo Anti-Tank.
Menanggapi hal ini, OC Kaligis menyuruh Andrew melaporkannya pada polisi. Ia mengaku hanya disodori desain oleh penerbit lalu ia memilih desain itu. Mungkin saja dalam masalah ini, yang bertanggung jawab adalah pihak penerbit, yaitu Indonesia Against Injustice. Namun yang saya sayangkan, OC Kaligis berkata pada wartawan Detik, "Kenapa baru sekarang? Enggak penting." Seorang pengacara sekelas beliau mengatakan masalah seperti ini tidak penting? Wawancara bisa dibaca disini.
Buku memang sudah terbit sejak Maret 2010, sehingga masalah ini seperti datang terlambat. Namun jika kita membaca pengakuan Andrew, maka dapat dimaklumi, Andrew baru mempermasalahkannya sekarang karena dia juga baru menyadarinya. Seperti yang Andrew tulis di postingannya. Lagipula, buku diterbitkan tanggal 29 maret 2010, lalu Andrew membuat pengumuman tanggal 1 April 2010. Tidak berselang lama setelah buku diterbitkan. Hanya saja mungkin masalah ini terdengar publik baru sekarang.
Saya kenal Andrew saat saya membuat kampanye Mengenang Munir tahun lalu. Saya ijin memakai desain Munir-nya dan dengan senang hati ia mengijinkannya. Dia dengan Anti-Tank Project-nya sering membuat kampanye yang positif dengan karya-karyanya yang menakjubkan. Beberapa desainnya ia cetak untuk ditempelkan di beberapa sudut Jogja. Dengan masalah ini, saya dengan senang hati membantu menyebarkan dan mendukungnya agar ia terus berani memperjuangkan haknya. Maju terus Andrew, jangan takut. We are with you.

Orangutan: "Will you speak up for me?"


More than ten orangutans were slaughtered in a forest near palm tree plantation in Kutai, East Borneo, Indonesia. The Tribun Kaltim newspaper reported that local plantation company offered 60 - 230 USD for each orangutan caught by local resident. After the orangutans were given to the company, they were killed by beheading, then mutilated to remove the evidence. While this event took place in 2009-2010, we feared that the slaughtering continues and more orangutans were killed. The news written in Indonesian click here.
"Will you speak up for me?" that probably what the cute Orangutan trying to say to us. So will you help them? If yes, let's spread this news and make the government immediately respond this issue and help our innocent Orangutans.
Send your support to the the Governor of Kalimantan Timur, to take charge in this issue. Email it to: humas@kaltimprov.go.id
This is an example of the support letter in Indonesian:

Kepada Yth. Gubernur Kalimantan Timur, di Tempat.
Berita pembantaian 10 orangutan di Kaltim sangat menyesakkan kemanusiaan. Sebagai warga negara Republik Indonesia, saya meminta pemerintah Kaltim untuk menyelidiki kasus ini, dan memastikan proses hukum memberi hukuman yang menjerakan bagi semua pelakunya, termasuk pihak-pihak yang di balik layar.
Bersama surat ini, saya memberikan dukungan moral bagi segenap pejabat Kaltim agar dapat bertindak cepat, tegas, dan tanpa ragu-ragu. Terima kasih.
Hormat saya,

Dian Paramita


Please, help our Orangutans. Only us who could do it.

Mencintai Plastik



Seseorang di masa kecil saya pernah memberi tahu, "plastik dapat membunuh sebuah pohon karena menghalangi pohon mencari air untuk hidupnya." Membayangkannya saya sedih. Sejak saat itu, plastik selalu ada dalam pikiran saya.
Saat saya SD, setiap pulang sekolah saya dijemput oleh becak langganan saya. Rumah saya lumayan jauh untuk ditempuh dengan becak, sehingga ada waktu sekitar 1/2 jam untuk saya duduk bengong memikirkan banyak hal, termasuk plastik. Suatu hari setelah saya bermain sepak bola, beli es teh, saya dijemput oleh Pak Temon, Pak becak langganan saya tercinta. Di dalam perjalanan pulang, sambil menyeruput es teh, tiba-tiba muncul pertanyaan di dalam pikiran saya, kalo plastik ini saya buang sembarangan ke jalan, kira-kira plastik ini berakhir dimana? Tentu saya ingat: plastik dapat membunuh sebuah pohon karena menghalangi pohon mencari air untuk hidupnya. Hanya karena saya keenakan minum es, lalu malas membuang sampah pada tempatnya, saya harus mengorbankan pohon mencari air? Saat es teh saya habis, saya urungkan niat saya untuk membuang plastik sembarangan di jalanan dan memilih untuk menyimpannya di tas sekolah. Sampai di rumah, saya buang ke tempat sampah. Paling tidak, hati saya lega, tak ada pohon yang saya halangi kelangsungan hidupnya. Setelah kejadian itu, sampai saya SMA, tas sekolah saya penuh sampah plastik.
Namun apakah membuang plastik di tempat sampah adalah jalan terbaik menjaga kehidupan pohon? Baru sekarang saya sadar, membuang plastik di tempat sampah bukan jalan yang terbaik untuk pohon apalagi alam kita. Lagi-lagi muncul pertanyaan di kepala saya, setelah dari tempat sampah di rumah kita, lalu diangkut tukang sampah, kira-kira sampah plastik kita berakhir dimana? Bisa saja ke tempat penampungan sampah. Entah dimana itu. Apakah di tempat penampungan sampah itu ada pohon? Bagaimana kelangsungan hidup pohon disana jika banyak sampah plastik? Apakah ada yang peduli untuk tidak membuat kelangsungan hidup pohon disana terancam? Lalu apakah benar tukang sampah membuangnya ke tempat penampungan sampah? Atau malah ke hutan bahkan sungai dan laut?
Ternyata, sebagian sampah plastik kita berakhir disini…

Hah? Apa itu? Itu 2 ekor paus yang lucu. Lihat deh senyumnya. :)
Sampah plastik kita berakhir disitu? Iya, berakhir disitu, di paus itu.
Kok bisa? Iya bisa, karena ketidakpedulian kita.
Beberapa waktu lalu saya mendapat berita menyesakkan: seekor paus ditemukan kelaparan hingga sekarat karena pencernaannya terhalangi oleh sampah plastik. Tahun 2008, dua paus sperma yang terdampar di pesisir California, AS, memiliki 205 kilogram jaring ikan dan serpihan sampah plastik dalam tubuhnya. Seekor di antaranya memiliki perut yang rusak. Seekor lainnya, dalam kondisi kelaparan, memiliki banyak sampah plastik yang menghalangi saluran pencernaannya. Tujuh paus sperma yang terdampar di selatan Italia pada tahun 2009 juga didapati telah menelan kail, tali, dan obyek-obyek plastik lainnya. Seekor paus lain, yang ditemukan tewas di perairan Perancis pada 2002, bahkan telah menelan hampir satu ton sampah, termasuk kantong plastik dari dua supermarket terkenal di Inggris. Fakta ini diungkapkan dalam sebuah forum kelautan internasional yang berlangsung pada 11 hingga 14 Juli 2011 di Jersey, Inggris.
Itu adalah 1 fakta menyesakkan akibat sampah plastik bekas kita, manusia. Tidak tahu bagaimana dengan jutaan fakta lainnya. Masalah utama adalah plastik sekali pakai. Baru dipakai beberapa menit untuk membungkus makanan kita, lalu kita buang. Tentu setiap harinya banyak sekali sampah sekali pakai yang dihasilkan manusia kan? Bukan berarti sampah-sampah itu akibat dari manusia yang tidak membuang sampah pada tempatnya. Tapi kemungkinan besar sampah plastik kita pada akhirnya dibuang ke tempat-tempat yang tidak semestinya oleh para pekerja sampah. Jadi membuang sampah pada tempatnya tidak selalu menjadi jalan keluar terbaik untuk menjaga alam kita ini. Bahkan masalah ini tidak mampu ditanggulangi oleh negara maju seperti Amerika dan Inggris sekalipun.
Lalu bagaimana? Dilema. Manusia selalu berusaha menciptakan benda yang praktis, efisien, dan ekonomis. Ketiga hal tersebut adalah sifat dari plastik. Namun plastik mengancam alam dan generasi yang akan datang. Disatu sisi kita membutuhkannya, di sisi yang lain kita dirugikan olehnya. Lalu bagaimana?
Cintailah plastik. Anggap bahwa plastik adalah barang langka yang sangat mahal sehingga memakainya seperlunya saja, bukan untuk hal-hal sepele dalam daily needs kita. Apakah bisa? Bisa, mudah, tapi sulit. Bisa dan mudah karena banyak benda lain yang dapat menggantikan kantong plastik kresek dan styrofoam, misalnya tas berbahan kain untuk membawa belanjaan dan wadah plastik yang dapat dipakai berulang kali untuk membungkus makanan yang kita beli di warung makan.

Ide ini menjadi sulit karena manusia malas untuk peduli dengan hal yang dampaknya tidak langsung terasa. Alam rusak, paus kelaparan, banjir, adalah dampak-dampak dari plastik yang tidak secara langsung kita rasakan dan bahkan tidak selalu terjadi di depan kita. Untuk apa repot mengganti plastik dari supermarket yang gratis dan praktis dengan membawa tas kain dari rumah? Untuk apa repot mengganti styrofoam dari warung makan dengan wadah plastik dari rumah? Semua hal ini repot dan kadang tidak terasa manfaatnya. Saya pun belum tentu bisa melakukannya. Lagi-lagi, lalu bagaimana?
Jika kita mencintainya, kita akan menghargainya. Maka hargai plastik dengan mahal. Ada suatu hypermarket di Jogja yang mengharuskan pelanggannya membeli per kantong plastik jika mereka ingin membungkus belanjaannya dengan kantong plastik tersebut. Jika kita tidak ingin mengeluarkan uang, maka kita harus membawa belanjaan itu dengan tangan atau dengan membawa tas sendiri dari rumah. Brillian ya? Saya jadi memiliki ide, bagaimana jika semua benda yang memakai plastik dihargai dengan mahal dengan diberi pajak? Beli Coca-Cola dari McDonald misalnya, jika kita ingin memakai gelas plastik dari sana, maka jika harus membayar lebih. Namun jika tidak mau membayar lebih, maka kita harus membawa gelas sendiri dari rumah. Bagaimana jika semua penjualan yang memakai plastik sekali pakai memakai ide ini? Maka sebagian besar manusia akan terpaksa mengganti plastik sekali pakai dengan plastik yang dapat dipakai berulang kali. Lalu kemana pendapatan pajak dari plastik itu? Untuk pembiayaan kerusakan alam akibat sampah plastik. Apa hasilnya? Sampah plastik berkurang, alam terlindungi. Asyik deh. Kita bersama-sama (walau terpaksa) bertanggung jawab atas apa yang sudah kita nikmati. Kadang manusia memang harus dipersulit dan dipaksa agar tidak menggampangkan masalah. :D

Indonesia Menghargai yang Produktif?

Dari kecil kata "produktif" itu membuat saya stres. "Kamu harus produktif!" Seakan-akan saya harus berkerja keras menciptakan suatu benda atau karya yang besar dan megah. Ini pikiran bodoh seorang gadis SD asal Jogjakarta.

Suatu hari ibu saya nyinyir saat ada orang yang keukeuh menawar buah di pasar. "Tuh liat ibu itu, harga cuma segitu aja masih ditawar. Dandanan kaya, tapi keluar uang dikit untuk menambah untung penjual buah aja pelit." Deg. Kata-kata ibu saya itu langsung masuk ke otak saya. Loading.

Lalu suatu hari setelah itu, saya nonton tv, sinetronnya Marshanda yang dulu masih SD itu lho. Lupa deh judulnya. Disitu Marshanda dengan lemah lembut memberi makanan kepada pengemis. Digambarkan bahwa memberi pengemis itu tindakan yang santun dan baik hati. Malaikat banget deh. Tapi saat itu saya heran dan merasa ada yang tidak benar dalam adegan itu. Otak saya loading lagi.

Beruntung saya masih hidup hingga sekarang. Sehingga misteri loading di otak kecil saya dulu akhirnya terpecahkan. Saat kuliah inilah saya mampu mengaitkan semua hal yang saya tangkap saat kecil: dukunglah mereka yang berusaha, bukan mengasihani mereka yang pemalas.

Saya sering bertemu dengan orang-orang yang mengasihani pengemis dan pengamen di jalanan, tetapi menawar sadis pedagang kecil dan tukang becak. Kenapa mereka yang berusaha justru ditekan, tetapi mereka yang pemalas justru dikasihani dan diberi?

Mungkin karena kita tidak sadar arti produktif itu. Sama seperti pikiran saya jaman SD dulu, menganggap produktif itu menghasilkan sesuatu yang besar saja. Jadi yang kecil-kecil tidak dianggap. Hasilnya? Pembantu, sopir, pedagang kaki lima, tukang cuci, tukang sampah, para pekerja keras kecil-kecilan lainnya tidak dihargai. Budaya yang ironis. :(

Lalu saya menemukan salah satu hadits Rasulullah SAW,

Seorang yang membawa tambang lalu pergi mencari dan mengumpulkan kayu bakar lantas dibawanya ke pasar untuk dijual dan uangnya digunakan untuk mencukupi kebutuhan dan nafkah dirinya maka itu lebih baik dari seorang yang meminta-minta kepada orang-orang yang terkadang diberi dan kadang ditolak. (HR.Mutafaq’alaih)

Betapa malunya saya terhadap diri sendiri setelah melihat mereka. Semangat, usaha, kerja keras, dan hasil yang mereka capai memberi dampak yang positif terhadap negri ini. Mereka terlalu berharga untuk kita lewatkan.

Melihat mereka kita belajar bahwa produktif itu menghasilkan apapun yang berguna. Besar atau kecil dampaknya kepada dunia itu tidak penting, karena sekecil apapun usaha mereka, mereka telah menghasilkan sesuatu  untuk dirinya sendiri, keluarga, dan orang lain. Seharusnya sosok mereka selalu kita puja dan kita tiru. Bukan justru ditekan atau bahkan tidak dianggap.

Tapi bangsa Indonesia belum sadar akan sosok-sosok hebat ini. Indonesia belum sadar bahwa mereka adalah inspirasi yang mampu menumbuhkan semangat produktif bangsa. Indonesia belum sadar dan kitalah yang harus menyadarkan.

Sebarkan pesan ini. Pikirkan ide untuk menyebarkannya dan kampanyekan ide Indonesia Produktif-mu disini. Agar bangsa ini selalu ingat:

dukunglah mereka yang berusaha, bukan mengasihani mereka yang pemalas. :)

Islam Mengajarkan Kita Menyayangi Binatang

Orang yang tidak menyayangi maka tidak disayangi (oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala).” (HR. Al-Bukhari no. 6013)

Siang ini saya dibuat marah oleh berita di tv: ulat bulu sedang banyak menyerang berbagai kabupaten, lalu karena panik, masyarakat membunuh ulat bulu yang sedang menempel di pohon itu dengan cara dibakar. Ya Tuhan... :(

Sejak kecil saya dididik ibu saya untuk selalu menyayangi binatang dan tidak menyiksanya, apalagi membunuhnya. Jangankan membunuh tikus, membunuh kecoa hingga semut pun dilarang ibu. Kata ibu,

Jangan bunuh binatang sekecil apapun itu. Walaupun kecil, itu adalah nyawa. Kamu tidak bisa menciptakannya

Itulah ibu saya, sangat peduli dengan binatang. Sehingga kasus-kasus penyiksaan binatang selalu menjadi masalah bagi kami, termasuk pembakaran ulat bulu tadi. Lalu teman saya memberitahu, "kalau tidak salah, Islam melarang umatnya membunuh binatang dengan cara dibakar, Mit." Saya antusias mendapatkan sedikit pencerahan ini. Maka saya langsung googling, apakah benar Islam melarang membunuh binatang dengan cara dibakar? Dari hasil googling itu, saya justru menemuan fakta baru dari website yang saya temukan ini:

Islam mewajibkan kita untuk menyayangi semua binatang dan dengan keras melarang kita menyiksa binatang dengan cara apapun. :)

Bahkan dalam website tersebut, ternyata Islam mengajarkan umatnya untuk memperhatikan hak-hak binatang. Seperti memberikan makanan dan minuman, tidak memeras tenaga binatang, diwajibkan untuk menajamkan pisau yang akan dipakai untuk menyembelih, dilarang menjadikan binatang yang hidup sebagai sasaran dalam latihan memanah dan semisalnya.

Nabi Muhammad SAW pun pernah memarahi seseorang yang memeras tenaga unta peliharaannya. Nabi SAW berkata,

Tidakkah kamu takut kepada Allah SWT dalam (memperlakukan) binatang ini yang Allah SWT menjadikanmu memilikinya? Sesungguhnya unta ini mengeluh kepadaku bahwa kamu meletihkannya dengan banyak bekerja.

Saya senang sekali mendapatkan informasi ini. Bahwa sesungguhnya Islam adalah agama yang penuh cinta dan kasih sayang, kepada manusia maupun binatang. :)

Pak Zamzam, Guru Inspirasi

Pagi ini saya dibuat terharu hingga menitikan air mata karena membaca cerita dari Artasya tentang Pak Zamzam, guru agama SD Al-Azhar Pusat. Beliau bukan guru saya, namun saya senang membaca cerita tentangnya yang diceritakan oleh Artasya di Twitter. Inilah sosok guru yang luar biasa, yang harus dicontoh para guru, terutama guru Indonesia. Sayang jika cerita indah ini hanya termakan oleh tweet-tweet baru, hingga hilang. Maka saya rangkum dan bagikan disini. Semoga kita semua terinspirasi. :)

@myARTasya:

Semalam saya mimpi guru SD saya dulu. Namanya Pak Zamzam. Beliau amat sangat luar biasa. Bangun-bangun saya merindukannya... Jadi pengen cerita tentang Pak Zamzam. Boleh ya tweeps, karena dia juga salah satu orang yang sangat menginspirasi saya...

Pak Zamzam itu resmi menjadi guru di Al-Azhar Pusat waktu saya kelas 3 SD. Tepatnya di kelas 3A dan wali kelas saya Ibu Atiah. Pak Zamzam masuk sebagai guru agama. Dahinya ada tanda berwarna keunguan. Katanya guru-guru dulu sih karena sering sholat dan bersujud. Kulitnya sawo matang, tinggi sekitar 168 cm, tidak gemuk, selalu berpeci, dan senyum teramah di dunia adalah ciri khas Pak Zamzam. Setiap pagi Pak Zamzam selalu berdiri di depan gerbang untuk menyapa murid, baik yang dia ajar maupun yang tidak. Pak Zamzam stay di depan gerbang dari pukul 6 dan baru akan masuk setelah bel berbunyi pukul 7. Anak-anak biasanya akan berebut salaman dengan beliau.

Suatu hari di Al-Azhar Pusat diadakan lomba bercerita tentang para nabi. Ga tau kenapa pengen aja gitu ikutan. Waktu itu saya kelas 5, 5D tepatnya :D Setelah milih-milih nabi mana yang mau jadi bahan cerita, pilihan saya yang pertama adalah Nabi Ibrahim.

Waktu itu lombanya pas pulang sekolah. Peserta yang mendaftar sekitar 15 orang, dibagi menjadi 3 hari berturut-turut. Lomba diadakan di aula sekolah pada saat jam pulang. Saya dapet giliran itu pas yang hari kedua dan peserta terakhir di hari itu pulaakk! Siape juga yang nonton? Udah pada pulang kaliii (-______- ) Pas peserta sebelumnya mulai, dari belakang panggung saya liat penonton mulai pada pulang. Udah feeling sih, ini mah pas giliran gue, aula kosong. Bener lho, saya naik panggung itu yang nonton cuma: ......... rumput yang bergoyang, juri, dan peserta sebelum saya. NAH! Salah 1 jurinya itu Pak Zamzam!

Pas ending, mungkin intonasi suara saya seakan bersambung. Jadi juri masih pada bengong. Saya juga X) Hari itu rasanya kaki tak bertulang, keringat saya bisa jadi sumur. Dalam hati pengen tereak, "udah selesai kalii!" Tapi juri masih diem nungguin saya lanjut. Kayanya suasana diem-dieman itu berlangsung 40 detik. Lama lho di situasi itu. Sampe salah satu juri, namanya Pak Satiri, nanya, "kamu lupa ceritanya?" Mau pengsan rasanya. Akhirnya saya jawab, "enggak, Pak. Udah selesai kan." Lalu Pak Zamzam berdiri dan tepuk tangan. Dia satu-satunya juri yang tepuk tangan. Pas liat asemnya ekspresi 2 juri lain, saya OPTIMIS: ga masuk final (-_____-) Tapi seenggaknya Pak Zamzam ga bikin saya drop-drop amatlah.

5 hari kemudian, Hari Senin, bertepatan dengan upacara bendera, diumumkan 3 besar dan SAYA MASUK LHO!! Wohooo! Bangga, norak, dan HERAN. Tapi masalahnya belum selesai. Ketiga finalis ini akan diadu lagi Hari Jum'at, saat khutbah sholat Jum'at di depan seluruh murid (baik laki-laki dan perempuan). Murid-murid dari kelas 4-6 bakalan denger kita bercerita. Makin banjirlah keringat saya waktu ngebayangin. Saya lirik Pak Zamzam, dia tersenyum. Akhirnya pulang saya langsung obrak-abrik rak buku, buat nyari cerita nabi siapa yang akan saya baca buat Hari Jum'at nanti. Semua satu-satu saya baca. Pilihan saya jatuh pada cerita Nabi MUSA :D Saya hafalin detail-detail cerita sampe taun-taunnya. DAN  ga hafal-hafal (-____-) Saya stress... Akhirnya saya datengin Pak Zamzam dan bilang, "Pak, saya mau mundur aja daripada malu-maluin nanti Hari Jum'at."

"Memang masalahmu apa?" tanyanya sambil tersenyum.

"Aku ga bisa apal-apal, Pak," sambil sodorin kertas catetan.

"Nak, cerita itu bukan untuk dihafal, tapi untuk dinikmati. Kamu senang membaca?"

"Sangat."

"Kalau kamu sudah dapat menikmati sebuah cerita, otomatis kamu akan mengingatnya dengan indah. Keindahan itulah yang nantinya akan kamu bagikan..."

Dulu beliau ngomong gitu, di kepala saya: OK, saya akan lebih santai membaca dan menikmati. Tapi kalo saya inget sekarang: GILA, KATA-KATANYA KEREN BGT! Akhirnya makin lama saya jatuh cinta sama cerita Nabi Musa.

Hari Jum'at tiba. JENG-JENG. Ngeliatin jam ke jam 10:45 tuh rasanya lamaaa banget. Setiap jarum jam nambah rasanya perut mules seada-adanya. Begitu 10 : 45 semua keluar kelas. Istirahat 15 menit, baru wudhu. 15 menit istirahat saya ke tempat Pak Zamzam. Kata-kata pertama saya pas liat muka beliau di ruang guru, "Pak, aku deg-degan dan aku ingin pipis terus." Pak Zamzam tersenyum dan bilang, "kamu punya waktu 15 menit buat ke kamar kecil dan deg-degan sepuasnya. Setelah itu lakukan sebaliknya." Nurut lah sayaaa. Saya deg-degan 15 menit boookkk! Ke kamar mandi mulu sampe akhirnya bel tanda wudhu dimulai. Abis wudhu, saya duduk di shaft murid perempuan seperti biasa. Nunggu dipanggil sama MC. Tegang gilaaaa... Pas dipanggil sebagai finalis terakhir, jantung kaya ketinggalan. Dan justru malah bagus, deg-degannya jadi ga berasa lagi. Saya sangat menikmatinya. Bercerita atau mendongeng sebuah cerita adalah berbagi, dan saya rasa belum ada yg lebih Indah dari itu. :)

Akhirnya Hari Senin, sekalian upacara bendera, pengumuman deh. Dan dan dan dan dan..... *gagap* Saya juara 1 lhooooooo!!!!!! Wohoooo! *joget* Waktu itu rasanya ga percaya, mau nangis dsb dsb. Dan yang kasih pialanya Pak Zamzam :') Saya megang piala kaya mau nangisss.

Saat istirahat, saya ke kantor guru nemuin Pak Zamzam. Saya kasih beliau gambar dan juga puisi judulnya "Guruku" Isinya saya lupa, ada di beliau. Dan jawaban Pak Zamzam adalah...

"kamu buat ini pas jam pelajaran apa Artasya?" KWAK KWAANGG. Ketauan saya ga nyimak di kelas, malah asik gambar @_@ Tapi abis itu dia tersenyum dan bilang,

terima kasih Artasya. Saya senang sekali. Semoga nanti, kau akan punya ceritamu sendiri.

Jadi saya yakin, saya begini juga adalah bagian dari doa beliau.

Saat saya ingin memberikan buku pertama saya, beliau sudah tidak ada. Waktu kuliah, saya dengar berita Pak Zamzam dipanggil Yang Maha Esa. Justru saat saya tau, kata teman saya beliau meninggal udah lama. :(

Senyum seorang Pak Zamzam mungkin sudah tidak ada, tapi dia telah mengukir jutaan senyum. Di hati banyak orang.

PS: Terima kasih Artasya, karena telah berbagi cerita indahmu dan mengijinkan saya menulisnya disini. Pak Zamzam pasti sedang tersenyum disana. :)