Kejanggalan Kasus Dalton Tanonaka

IMG_3301.jpg

Dalton Tanonaka adalah sahabat saya sejak 2013. Tidak semua teman baik saya bisa saya sebut sahabat. Karena hanya sahabat yang saya percaya memiliki nilai-nilai hidup yang sama, bisa saya percaya untuk saling berbagi permasalahan hidup, dan saya percaya akan selalu ada buat saya, no matter what. Dan Dalton adalah salah satunya.

Tapi walaupun ia sahabat saya, jika ia melakukan kesalahan, apalagi merugikan orang lain, saya akan melawannya. Jangankan sahabat, jika yang melakukan kesalahan adalah orang tua saya sendiri, saya tetap akan melawannya. Walaupun saya sangat mencintai mereka. 

Jadi tulisan ini tentu saja bukan untuk membela sahabat saya dengan buta. Tulisan ini untuk memberikan sudut pandang yang selama ini tidak dibagikan oleh media. Dimana seharusnya semua media selalu memberikan sudut pandang dari kedua pihak. Sayangnya, itu tidak terjadi.

Saya sudah tahu kasus Dalton ini sejak lama. Namun, beberapa hari lalu saat mendengar Dalton dipenjara, bahkan melihat foto di atas, saya tidak tega lagi. Saya merasa harus menceritakan sudut pandangnya. Maka berikut adalah rangkuman kejanggalan dan sudut pandang lain dari kasus Dalton Tanonaka. Agar para pembaca memiliki kesempatan untuk menilai sendiri dengan akal sehat. 

Baru Empat Hari Investasi Dibatalkan

Setelah sukses menjadi host di Metro TV English, tahun 2014 Dalton memutuskan memulai sebuah saluran TV internasional berbahasa Inggris pertama di Indonesia, The Indonesia Channel. Ia mencari mitra lokal yang sependapat bahwa ada peluang bisnis dalam mengisahkan cerita Indonesia kepada dunia. 

Kemudian seorang investor datang dan tanpa diminta menawarkan modal yang sangat diperlukan. Bahkan merencanakan agar perusahaan Dalton tersebut bisa go publicdalam jangka pendek.

Perusahaan Dalton yang saat itu masih berumur empat bulan pun mengirimkan semua dokumen keuangan yang diminta investor. Setelah mendapatkan dokumennya, investor langsung mengirimkan uang tahap pertama yang dijanjikannya. 

Disini kejanggalan pertama terjadi. Empat hari setelah uang dikirimkan, tiba-tiba investor meminta uangnya kembali. Menurut Dalton, investor tidak memberikan alasan apapun selain, "Saya baru saja berubah pikiran.” 

Karena kejadian begitu cepat dalam perusahaan yang masih begitu muda, perusahaan Dalton belum mempersiapkan dokumen kepemilikan saham yang ditandatangani. Satu-satunya dokumen yang diserahkan hanya berupa faktur tagihan (invoice) dan tanda terima untuk uang investasi tersebut.

Dalton mengaku sebagian uang sudah ia pakai untuk membayar biaya produksi program dan pengeluaran bisnis normal lainnya. Walaupun begitu, ia menawarkan mengembalikan uangnya yang masih ada terlebih dahulu dan mengembalikan sisanya secara berkala sambil menunggu investor lain. 

Namun, sayangnya keadaan ekonomi sedang sulit sehingga sulit bagi Dalton untuk segera mencari investor baru dan segera mengembalikan sisa uang investasi. Disitulah Dalton dilaporkan polisi dan dituduh menipu investor yang dibuatnya terbujuk untuk berinvestasi.

Pertanyaannya, sejak kapan menerima investasi disebut penipuan? Apalagi jika Dalton sudah menerima investasi, lalu empat hari kemudian tiba-tiba ditagih, beritikad langsung mengembalikan sisa uang yang belum terpakai dan mengembalikan sisa uang yang sudah terpakai secara berkala? Sejak kapan hal seperti ini bisa disebut sebuah penipuan?

Investor Memalsukan Tanda Tangan Dalton

Dalton mengaku proses pengadilan sangat menyakitkannya karena segala ketidakpastian dan ketidakadilan baginya. Namun, yang paling menyakitkan dan mengherankan adalah fakta bahwa investor tersebut memalsukan tanda tangan Dalton untuk memenangkan kasus dan dibiarkan. Bahkan dimenangkan.

Dalam persidangan, investor mengakui, di bawah sumpah, bahwa ia bertandangan tangan atas nama Dalton Tanonaka pada dokumen audit yang sangat penting. Investor mengakui hal tersebut dengan alasan dialah yang membayar proses audit tersebut.  

Berikut video pada saat investor mengakuinya dalam persidangan:

Bagaimana bisa seseorang berpura-pura menjadi orang lain, menandatangani dokumen audit atas nama orang lain, tanpa sepengetahuan dan izin orang tersebut, dengan percaya diri mengakui di bawah sumpah persidangan, tapi dibiarkan dan bahkan pada akhirnya dimenangkan?

Apakah ini normal di pengadilan Indonesia? 

Dalton Selalu Ada Dimana-mana

Dalam sebuah berita di Detik.com ini, Dalton disebut sebagai buronan selama 2 tahun terakhir. Ini juga janggal. Jika Dalton buronan sejak 2018, kenapa ia bisa dengan tenang tinggal di rumahnya di Permata Hijau Residence selama bertahun-tahun? 

Bahkan selama saya tinggal di Jakarta, hampir setiap minggu saya bertemu Dalton untuk makan siang di mall-mall Jakarta, terutama Senayan City. Ia juga sering bolak-balik Jakarta-Bali atau bahkan Jakarta-Tokyo. 

Jadi jika Dalton buronan, bukan kah dia ada dimana-mana sehingga mudah untuk ditangkap? Kenapa butuh dua tahun jika Dalton saja bisa dengan mudah pulang-pergi Indonesia-Jepang?

Sehingga statement bahwa Dalton Tanonaka adalah buronan sangat janggal.

Rekam Jejak Investor dan Dalton Tanonaka

Tapi siapakah investor yang telah berurusan dengan Dalton ini? Karena UU di Indonesia bisa memenjara saya atau berurusan dengan hukum jika menyebutkan nama, maka saya hanya bisa menyebutkan inisial.

Inisialnya adalah PR. Tak banyak yang saya tau selain ia adalah saudara dengan salah satu pengusaha sinetron terbesar di Indonesia. Namun, ini tidaklah penting.

Hal terpenting mengenai PR yang baru saya ketahui sekarang, setelah saya mencoba Googling namanya, ternyata ia sering berurusan dengan hukum. Terutama menggugat perusahaan lain. Persis seperti yang dialami Dalton. Silahkan Googling, berita saya temukan di Bisnis.com (artikel tahun 2012) dan Kontan.com (artikel tahun 2013).

Selain itu, dalam sebuah berita di Inilah.com tahun 2009, disebutkan bahwa PR terbilang kontroversial. Pria keturunan India berkebangsaan Indonesia itu bahkan pernah terlilit sejumlah kasusu pasar modal Indonesia. Tahun 2003 misalnya, ia juga memiliki masalah dengan Dana Pensiun. Sekali lagi, silahkan Googling.

Sementara Dalton merupakan reporter yang sudah bertahun-tahun bekerta meliput banyak hal. Mulai dari kerusuhan ras hingga sidang pengadilan kasus pembunuhan. 

Sebagai pembaca berita di CNN International, Dalton pernah mewawancarai Pol Pot, mantan pemimpin Khamer Merah Kamboja dan bahkan Presiden keempat Indonesia Abdurrahman Wahid. 

Jika membandingkan rekam jejak PR dan Dalton, siapakah yang bermasalah?

Adil

Itu saja yang saya inginkan. Adil. Saya tidak mau membela orang yang jelas bersalah tapi saya juga tidak mau membiarkan orang tak bersalah menjalani hukuman atas kesalahan yang tidak ia lakukan.

Saya meminta tiga pihak untuk adil.

Pertama, tentu saja kepada pihak berwajin yang menangani kasus ini. Saya akui, saya menjadi berfikir negatif, mengira bahwa ada uang di dalam kasus ini sehingga kejanggalan demi kejanggalan terjadi. Namun, saya tidak mau fikiran negatif itu meguasai saya sehingga saya masih percaya, pihak berwajib akan menyelesaikan kasus ini dengan adil, bukan dengan uang. Amin.

Kedua, pihak media. Sejak saya SD, berkali-kali saya mendengar, media adalah pihak yang menceritakan sebuah kasus dari berbagai sisi, untuk mengeduasi masyrakat, dan untuk memberikan kesempatan bagi masyarakat menilai kasus tersebut dengan adil. Jadi mohon untuk selalu menceritakan semua kasus, dalam hal ini kasus Dalton, dengan seadil-adilnya, dari berbagai sisi dan sudut pandang. Dalam kasus ini, jangan lupakan sudut pandang Dalton.

Ketiga, Anda. Saya memohon kepada Anda, para pembaca, untuk bersikap adil. Tapi tak hanya itu juga, saya ingin mengingatkan bahwa jika ada ketidakadilan di depan mata kita, sudah menjadi kewajiban dan bahkan hak kita untuk ikut campur membela kebenaran. Walaupun kita tidak tersangkut dalam kasusunya, walaupun mereka mengatakan ini bukan urusan kita, namun tetap saja, ketidakadilan adalah tanggung jawab semua orang untuk menyelesaikannya. Untuk ikut campur.

Mari menjadi adil dan semoga keadilan bisa diberikan untuk Dalton.