When a Boy Tried to Impress a Girl and Became a Global Movement

225035.jpg

(Find English translation below)

Ini semua dimulai di Polandia, saat seorang cowok remaja mencoba untuk mengesankan seorang cewek taksirannya. Mereka bertemu di sebuah festival dan si cewek menceritakan kepadanya tentang sebuah festival 24 jam di Afrika, di mana orang-orang bersama-sama menulis surat protes kepada pemerintah. Terinspirasi oleh kisahnya - dan ingin bertemu lagi dengan si cewek - dia mengundangnya ke grup Amnesty setempat, di mana mereka memutuskan untuk melakukan hal yang sama.

Ide itu mengesankan dan dalam setahun, Write for Rights (Menulis untuk Hak Asasi), menjadi fenomena dunia. Itu tahun 2002. Hari ini, Write for Rights adalah acara hak asasi manusia terbesar di dunia, dan untuk tujuan baik. Selama bertahun-tahun, kampanye ini telah membantu membebaskan setidaknya 48 orang yang dipenjara dengan salah. Itu artinya ada 48 kehidupan yang akhirnya diperbarui dan mendapatkan perubahan.

Yecenia Armenta (gambar di atas) adalah salah satu cerita selama 15 tahun terakhir. Dia dibebaskan dari penjara pada bulan Juni 2016. Awalnya dia ditahan pada 10 Juli 2012, dia dipukuli, mendapatkan penyiksaan hingga hampir mati lemas dan diperkosa selama 15 jam, dipaksa untuk "mengaku" terlibat dalam pembunuhan suaminya. Para pendukung Amnesty pun mengambil tindakan dengan bergabung dalam 300.000 aksi Stop Torture (Hentikan Penyiksaan) dan Write for Rights dari kami untuk Yecenia. "Ketika saya menerima semua surat ini, surat yang mengatakan bahwa saya tidak sendirian,” katanya, “Itu membuat saya merasa lebih baik. Dan saya berpikir: 'Ya, itu benar, saya tidak sendirian.'" Terima kasih kepada jutaan pendukung seperti Anda di seluruh dunia.

Terkadang sebuah surat dapat mengubah hidup seseorang. Itulah premis dari Write for Rights, kampanye penulisan surat Amnesty.

Baca cerita lainnya di: https://www.amnesty.org/…/11/15-big-wins-for-write-for-rig…/

***

It started in Poland with a young man trying to impress a young woman. He met her at a festival and she told him about 24-hour events she’d been to in Africa, where people wrote letters of protest to governments. Inspired by her story – and wanting to see her again – he invited her to his local Amnesty group where they decided to do the same thing.

The idea caught on and within a year, Write for Rights grew into a global letter-writing phenomenon. That was 2002. Today, Write for Rights is the world’s biggest human rights event, and with good cause. Over the years, the campaign has helped free at least 48 people from wrongful imprisonment. That’s 48 lives renewed and transformed.

Yecenia Armenta (pictured above) is one of the story from the last 15 years. She was freed from prison in June 2016. Detained on 10 July 2012, she was beaten, near-asphyxiated and raped during 15 hours of torture until she was forced to “confess” to being involved in her husband’s murder. Amnesty supporters took some 300,000 actions for her as part of our Stop Torture and Write for Rights campaigns. “When I receive all these letters saying that I’m not alone,” she said, “it makes me feel great. And I think: ‘Yes, it’s true, I’m not alone.” Thanks to millions of actions by people like you in almost every part of the world.

Sometimes a letter can change someone’s life. That’s the premise of Write for Rights, Amnesty’s global letter-writing campaign.

Read other stories here: https://www.amnesty.org/…/11/15-big-wins-for-write-for-rig…/